10 Tanda Bahaya Persalinan Yang Perlu Di Waspadai
tanda bahaya persalinan |
Setelah melewati berbagai tantangan kehamilan, mulai dari trimester pertama hingga trimester ketiga. Berbagai tantangan seperti mual, kelelahan, sesak nafas hingga sakit yang diakibatkan berbagai perubahan hormon dan fisik sepanjang kehamilan, kini saatnya ibu hamil sampai di ujung penantiannya untuk segera bertemu dengan buah hatinya, yaitu periode persalinan.
10 Tanda Bahaya Persalinan Yang Perlu Di Waspadai
Persalinan merupakan proses yang paling mendebarkan bagi ibu hamil dari sepanjang periode kehamilannya. Tidak hanya berharap melahirkan bayi yang sehat tanpa cacat tapi juga dapat melahirkan secara normal tanpa kendala yang mengancam keselamatan bayi dan ibu.
Persalinan adalah proses alamiah terjadinya dilatasi (pembukaan) servik, sebagai jalan lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu, atau bisa juga diartikan sebagai proses pengeluaran hasil konsepsi atau yang sering kita sebut janin atau bayi dalam kandungan.
Seperti halnya ada fase dalam kehamilan yang ditandai dengan trimester 1,2 dan 3 yang menandakan pertumbuhan dan perkembangan janin hingga siap dilahirkan, maka dalam proses persalinan normal juga memiliki beberapa tahapan, dan setiap tahapan memiliki jangka waktu yang tidak sama, tergantung pada kesiapan dan kondisi kesehatan ibu.
Dalam persalinan normal, ibu akan melewati 4 tahapan persalinan, yaitu
- Tahap pembukaan,
- Tahap melahirkan bayi,
- Tahap pengeluaran plasenta, serta
- Tahap pemulihan dan observasi persalinan.
Setiap ibu hamil tentunya mengharapkan persalinan normal, namun pada kasus tertentu, ada ibu hamil yang mengalami kondisi tertentu yang menjadi faktor penyulit dalam proses persalinannya, sehingga memerlukan tindakan khusus seperti menggunakan bantuan alat (induksi/vaccum) atau tindakan operasi yang sering kita sebut dengan Caesar.
Berikut adalah 10 tanda bahaya persalinan yang dapat membahayakan kondisi ibu dan bayi.
1. Persalinan terlalu lama
Persalinan normal umumnya akan memakan waktu sekitar 12 – 18 jam dan bisa beberapa jam lebih cepat. Sedangkan persalinan terlalu lama adalah persalinan yang memakan waktu lebih dari 20 jam.
Proses Persalinan yang terlalu lama dapat membahayakan kondisi ibu dan janin dalam kandungan, selain menguras tenaga ibu sehingga menyebabkan kelelahan juga dapat meningkatkan resiko bayi mengalami gawat janin, cidera serta infeksi.
2. Keluar darah dari jalan lahir sebelum melahirkan
Saat hamil, leher rahim akan ditutupi oleh lendir. Menjelang persalinan, leher rahim akan membesar sehingga lendir dan darah keluar secara bersamaan.
Namun, normalnya darah yang keluar bersama lendir tidak lebih dari 2 sendok makan. Jika terjadi pendarahan yang berat atau seperti saat menstruasi, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan. Pendarahan yang berat saat hamil bisa menandakan adanya gangguan atau komplikasi kehamilan.
3. Tali pusat, tangan atau kaki bayi terlihat pada jalan lahir
Normalnya, bayi lahir terlebih dahulu, kemudian tali pusat keluar dan disusul plasenta. Namun, dalam kasus tertentu tali pusat mengalami prolaps, yaitu tali pusat bayi turun menutupi jalan lahir atau keluar mendahului bayi.
Kondisi ini berbahaya bagi bayi dan harus segera dilahirkan untuk menghindari resiko kekurangan oksigen. Selain itu posisi bayi yang tidak ideal seperti melintang atau sungsang juga akan mempersulit proses persalinan.
Oleh sebab itu, penting untuk melakukan pemeriksaan kandungan sebelum persalinan. Sehingga dokter bisa mengetahui dan memberikan rekomendasi terbaik apakah ibu hamil bisa melahirkan secara normal atau melalui operasi caesar.
4. Mengalami kejang
Kejang adalah aktivitas otak yang terganggu yang dapat menyebabkan penurunan kesadaran atau kejang (guncangan hebat).
Salah satu penyebab terjadinya kejang adalah preeklampsia, yaitu ketika tekanan darah pada dinding arteri meningkat, sehingga dapat merusak arteri dan pembuluh darah lainnya. Jika tidak segera diatasi, kondisi ini bisa berkembang menjadi eklampsia.
Kejang dapat merusak saraf otak ibu, selain itu juga akan menurunkan pasokan oksigen pada janin dalam kandungan, sehingga kejang sangatlah berbahaya baik bagi ibu maupun bayi dalam kandungan.
5. Tidak kuat mengejan
Persalinan normal akan menguras tenaga ibu hamil, dimulai dari masa kontraksi hingga menunggu pembukaan lengkap, selain itu ada proses lain yang lebih membutuhkan energi, yaitu mengejan.
Mengejan adalah tenaga ibu mendorong bayi keluar. Jika tenaga ibu kuat, maka persalinan akan lancar. Tapi jika tenaga ibu tidak ada, maka akan mengalami kesulitan saat melahirkan.
6. Air ketuban keluar dari jalan lahir tanpa merasakan mulas
Air ketuban sangat penting bagi janin karena berfungsi sebagai cairan pelindung janin selama dalam kandungan. Selain itu, air ketuban juga berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu di dalam rahim sehingga janin merasa nyaman dan dapat menunjang tumbuh kembang organ janin.
Normalnya, selaput ketuban akan pecah ketika ada kontraksi pada rahim menjelang kelahiran, yaitu setelah ada tanda-tanda serta pembukaan lebih dari 4cm dan biasanya ibu yang mengalami ketuban pecah akan segera melahirkan dalam kurung waktu 24 jam.
Tapi, dalam kondisi tertentu, persalinan tidak kunjung dimulai, hal ini bisa dikarenakan air ketuban pecah tapi belum ada pembukaan, sedangkan pembukaan termasuk tanda melahirkan yang biasanya juga disertai dengan mulas atau kontraksi persalinan.
Bila kondisi ini terjadi, biasanya dokter akan memberikan induksi persalinan untuk membantu mempercepat proses persalinan untuk mencegah terjadinya infeksi baik bagi ibu maupun bayi.
7. Air ketuban keruh dan berbau
Air ketuban normalnya berwarna bening atau sedikit kekuningan. Namun, ada beberapa kasus terjadi kelainan pada air ketuban, dan yang paling banyak ditemukan adalah air ketuban berwarna keruh dan berbau.
Hal ini bisa menjadi tanda bahaya kehamilan yang harus diwaspadai karena sangat mempengaruhi kondisi janin, mengingat akan pentingnya fungsi air ketuban bagi janin dalam kandungan.
Air ketuban keruh bisa disebabkan karena beberapa kondisi, diantaranya adalah infeksi bakteri, tercampur dengan mekonium, gangguan plasenta serta air ketuban sedikit.
Banyak sedikitnya air ketuban bisa dideteksi dengan alat USG tapi tidak dengan perubahan air ketuban. Namun ada beberapa gejala yang bisa menandakan air ketuban keruh seperti demam, nyeri pada rahim, pergerakan janin lambat, ukuran janin tidak sesuai usia serta timbul aroma yang menyengat saat ketuban pecah.
8. Ari-ari tidak keluar setelah bayi lahir (RETENSI PLASENTA)
Salah satu dari 10 tanda bahaya persalinan yang perlu diwaspadai adalah retensi plasenta atau retensio plasenta. Retentio Plasenta adalah kondisi di mana ari-ari tidak keluar setelah bayi lahir atau ari-ari tertinggal di rahim. Dalam kondisi normal, rahim akan tetap berkontraksi secara alami setelah bayi lahir untuk mengeluarkan plasenta.
Namun jika ibu tidak bisa mengeluarkan ari-ari secara alami, makan akan dilakukan manipulasi untuk bisa mengeluarkan ari-ari.
Biasanya dokter akan memberikan obat yang disuntikkan ke paha ibu, untuk merangsang kontraksi agar ari-ari bisa keluar. Ari-ari yang tertinggal dalam rahim bisa menimbulkan infeksi atau kehilangan darah dalam jumlah yang banyak yang membahayakan ibu bahkan meningkatkan resiko kematian.
9. Gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
Wajar jika ibu hamil merasa cemas saat menjelang persalinan dikarenakan kekhawatiran berlebihan, atau rasa sakit yang baru pertama ia rasakan.
Namun, ada beberapa kondisi yang menyebabkan wanita mengalami tokofobia yaitu ketakutan yang parah terhadap persalinan dan mempengaruhi keputusan mereka tentang cara melahirkan bayi mereka, bahkan dalam kondisi yang parah mereka tidak mau melanjutkan persalinan.
Ibu hamil yang memiliki gangguan kecemasan, umumnya menunjukkan gejala seperti cemas, khawatir dan gelisah berlebihan yang sulit dikendalikan, sulit berkonsentrasi, otot-otot tubuh terasa nyeri dan tegang, tidak berenergi, serta merasa bersalah atau gagal menjadi calon ibu.
Saat terjadi serangan panik akan menimbulkan beberapa reaksi yang membahayakan seperti kesulitan bernapas, halusinasi, merasa akan gila, dan bahkan merasa sesuatu yang buruk akan terjadi.
Oleh sebab itu saat menjelang persalinan ibu tidak hanya perlu mempersiapkan fisik saja tetapi persiapan mental juga sangat diperlukan.
10. Keluar darah banyak ketika bayi lahir
Pendarahan pasca persalinan merupakan tanda bahaya persalinan yang berikutnya, yang merupakan kondisi keluarnya darah dari jalan lahir setelah melahirkan akibat dari runtuhnya jaringan rahim yang terbentuk saat hamil. Hal ini normal terjadi dan sering kita sebut sebagai darah nifas.
Pendarahan dalam jumlah yang wajar merupakan kondisi yang normal, namun jika jumlah darah yang keluar terlalu banyak atau lebih dari 500cc dalam 24 jam, maka kondisi ini tidak normal atau dinamakan pendarahan pospatrum.
Pendarahan setelah melahirkan yang tidak normal harus segera ditangani karena dapat menimbulkan komplikasi yang serius dan bahkan bisa mengakibatkan kematian pada wanita yang melahirkan.
Post a Comment for "10 Tanda Bahaya Persalinan Yang Perlu Di Waspadai"