Apakah Superfoods benar-benar Makanan Super?
Superfoods
superfoods untuk kesehatan |
Beberapa tahun belakangan ini, istilah superfoods atau makanan super nampaknya semakin booming dan beberapa jenis bahan makanan tertentu ramai diburu oleh banyak orang. Mereka diburu hanya karena menyandang gelar"superfoods", yang mana dalam pengertian banyak orang, bahan makanan tersebut memiliki nilai nutrisi yang jauh lebih banyak dibanding jenis bahan makanan biasa. Belum lagi, beberapa superfoods dilabeli dengan istilah penurun kolesterol, membantu mencegah datangnya penyakit, efektif untuk mempercepat penurunan berat badan, dan sebagainya. Lalu apakah benar superfoods tersebut benar benar memiliki manfaat super seperti yang diklaim oleh banyak orang? ataukah ini hanya sensasi belaka dengan tujuan meraup lebih banyak keuntungan?. Bagi kita yang memang terobsesi dengan gaya hidup sehat, memburu makanan superfoods ini seperti sebuah keharusan. Bahkan, tidak jarang orang rela merogoh kocek jauh lebih dalam demi mendapatkan asupan bernilai super ini.
Sebenarnya tidak ada definisi secara ilmiah mengenai superfoods ini, namun pada umumnya, suatu bahan makanan akan dikategorikan menjadi superfoods adalah suatu makanan yang mengandung salah satu nutrisi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan kadar yang cukup tinggi, sehingga diyakini dapat memberikan dampak kesehatan yang lebih baik pada tubuh manusia. Menurut kamus Merriam-webster, superfoods yaitu makanan yang kaya akan senyawa antioksidan seperti brokoli, ikan salmon, atau buah blueberry, yang mana dianggap memiliki kontribusi yang cukup besar untuk kesehatan tubuh manusia.
Sejarah superfoods
Pasti diantara kalian ada yang bertanya-tanya, siapa sih yang mencetuskan istilah superfoods pertama kali? apakah ahli gizikah? Atau dari lembaga medis? Setelah dilakukan berbagai penelusuran, ternyata fakta lain justru yang ditemukan. Istilah superfoods atau makanan super ternyata tidak pernah dicetuskan baik oleh ahli pangan, ahli gizi ataupun lembaga medis. Istilah superfoods atau makanan super justru dicetuskan pertama kali sebagai salah satu strategy marketing penjualan makanan yang dimulai pada awal abad 20 atau kurang lebih pada saat terjadinya perang dunia I. Sebuah perusahaan yang bernama The United Fruit Company merupakan pencetus ide superfoods ini. Pada saat itu, perusahaan ini sedang gencar mempromosikan bisnis impor utama mereka yaitu buah pisang. Perusahaan ini dengan gencarnya menyebarkan berbagai informasi nilai gizi yang dikandung oleh pisang dengan mencetak pamflet yang berisi poin-poin penting akan manfaat mengkonsumsi buah pisang. Sebagai senjata dalam memasarkan produknya, perusahaan ini menginformasikan bahwa pisang merupakan makanan yang bergizi tinggi, harganya terjangkau dan mudah didapatkan dimana saja. Belum lagi pisang sangat mudah di konsumsi, yang mana bisa dimakan secara langsung, dimasak atau diolah dengan bahan lain. Selain itu, pisang juga memiliki pembungkus alami yang membuatnya tahan terhadap kuman. Agar orang mengkonsumsi lebih banyak pisang, mereka juga menyarankan untuk menambahkan pisang dalam diet harian mereka, termasuk kedalam sereal untuk sarapan pagi atau kedalam salad untuk tambahan makan siang.
Seiring dengan berjalannya waktu, popularitas buah pisang sebagai superfoods semakin meningkat karena telah disahkan jurnal medis yang berisi tentang temuan akan manfaat buah pisang. Dalam jurnal medis tersebut, dokter menemukan bahwa rutin mengkonsumsi buah pisang ternyata dapat mengobati kondisi suatu penyakit seperti diabetes dan celiac. Celiac sendiri merupakan suatu kondisi tubuh yang mengalami autoimun apabila mengkonsumsi bahan makanan yang mengandung gluten, namun pada saat itu, gluten belum diketahui bahwa dialah penyebab dari penyakit celiac. Apabila tubuh penderita celiac mengkonsumsi makanan yang mengandung gluten, maka usus akan kesulitan untuk menyerap nutrisi karena rusaknya lapisan usus halus, sehingga penderita akan mengalami lemas, anemia dan diare. Asosiasi kesehatan di Amerika mengatakan bahwa menambahkan buah pisang dalam menu makanan harian anak-anak dapat mencegah dan meredakan penyakit celiac yang sering diderita oleh anak-anak. Dan karena hal inilah, banyak para ibu memberikan pisang sebagai salah satu makanan pokok bagi bayi dan anak-anak meskipun mereka tidak menderita penyakit celiac. Perusahaan The United Fruit Company ini memasukkan semua manfaat pisang tersebut kedalam media promosi mereka, dan usaha mereka mencapai kesuksesan hingga berhasil menciptakan trend "diet buah pisang".
Benarkah superfoods = supermarketing = supersales?
Di era serba modern ini, memiliki gaya hidup sehat sudah bukan lagi sekedar kebutuhan untuk memiliki tubuh yang sehat, tetapi sudah merambah lebih kearah gaya, trend dan gaul. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh besar dari perkembangan media sosial, yang mana aliran informasi tentang dunia kesehatan menjadi sangat tidak terbatas. Dan momen ini berhasil dimanfaatkan dengan baik oleh para produsen makanan, karena hanya dengan menambahkan embel-embel superfoods, maka penjualan produk mereka bisa melonjak tajam padahal dibanderol dengan harga yang tidak murah. Selain itu, banyaknya influencer yang gencar menyerukan ajakan untuk memulai hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan tertentu yang dilabeli dengan kata superfoods turut andil dalam mensukseskan program hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan superfoods.
Antusiasme masyarakat terhadap makanan superfoods ini semakin meningkat dan masyarakat semakin berlomba-lomba untuk mengikuti apa yang mereka percayai bagus bagi tubuh mereka. Banyak yang mengkaitkan bahwa superfoods merupakan bisnis industri yang miliaran dolar. Menurut informasi yang diberikan oleh lembaga survei Nielson, konsumen bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk produk makanan yang dianggap sehat untuk tubuh serta memiliki label klaim kesehatan pada kemasannya. Dan nyatanya, memang penjualan produk dengan melampirkan klaim manfaat kesehatan apabila mengkonsumsinya menunjukkan grafik penjualan terbesar.
Semakin banyaknya masyarakat yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dengan merubah gaya hidup dan pola makan, tentu memberikan sumbangan terbesar kenapa penjualan produk superfood semakin meningkat. Apalagi dengan menambahkan informasi kesehatan, 80% bisa dipastikan orang akan lebih tertarik untuk membeli produk tersebut. Apalagi banyak yang mengatakan, kesehatan itu mahal harganya, maka orang semakin menganggap bahwa suprfoods itu bagaikan obat. Mereka beranggapan bahwa mengkonsumsi makanan superfoods akan membuat tubuh mereka lebih kebal terhadap berbagai serangan penyakit, terutama jantung, kolesterol dan tekanan darah tinggi. Makanya, mau berapapun harganya, konsumen akan selalu ada cadangan dana untuk membelinya.
Beberapa buah-buahan, biji-bijian dan sayuran ada yang berhasil menyandang gelar sebagai makanan superfoods teratas. Selama masa pandemi akibat virus corona ini, popularitas superfoods semakin kokoh dipercaya masyarakat sebagai salah satu amunisi tubuh untuk menjaga daya tahan tubuh terhadap serangan berbagai virus. Penjualan apel, kunyit, jahe, lemon, blueberry, raspberry, chia seed, quinoa, flaxseed, kale, bayam dan lain-lain yang dianggap masuk kedalam golongan superfoods ikut terkena imbasnya. Penjualan mereka naik drastis secara global.
Kesimpulan
Makanan yang dikategorikan kedalam superfoods memang merupakan makanan yang memiliki nilai gizi tinggi, namun jelas sekali istilah superfoods sebenarnya lebih sebagai cara marketing untuk mendongkrak penjualan agar bisa semakin banyak alih-alih memberikan rekomendasi akan kebutuhan nutrisi yang lebih optimal untuk tubuh. Produk superfoods juga ditengarai membuat seseorang menjadi terlalu fokus pada makanan tertentu sehingga membuat orang lupa bahwa diluar sana masih banyak sumber makanan yang kaya akan antioksidan dan vitamin yang sangat dibutuhkan oleh tubuh dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Variasi dalam makanan sangatlah penting agar tubuh bisa mendapatkan manfaat dari beragam vitamin dan mineral, sehingga nutrisi yang maksimal dapat didapatkan.
Post a Comment for "Apakah Superfoods benar-benar Makanan Super?"